Pernah buka website bisnis sendiri, lalu bingung kenapa nggak ada yang nge-chat?
Padahal tampilannya udah keren, warnanya seragam, tapi tetap sepi pengunjung.
Masalahnya sering bukan di desain, tapi di strukturnya — halaman-halaman penting yang seharusnya ada, malah nggak dibuat atau tersebar tanpa arah.
Di artikel ini, kita bahas tuntas bagaimana menyusun struktur website yang pas untuk UMKM.
Mulai dari halaman apa saja yang wajib ada, sampai cara mengatur navigasi biar pengunjung nggak sekadar mampir, tapi juga akhirnya menghubungi Anda.

Kenapa Struktur Website Penting untuk UMKM?
Banyak website UMKM sudah jadi, tapi tidak “bekerja”. Calon pelanggan bingung, informasi tidak lengkap, dan akhirnya menutup tab. Kuncinya seringkali sederhana: struktur halaman yang jelas—biar orang cepat paham siapa Anda, apa yang Anda jual, di mana lokasi Anda, dan bagaimana cara menghubungi Anda. Saat informasi disusun rapi dan lengkap, pelanggan merasa dipandu, bukan dibiarkan menebak-nebak. Gaya Bahasa Irfan Purwito Nugro…
Struktur yang baik juga memudahkan Google memahami bisnis Anda. Hasilnya: peluang muncul di pencarian meningkat, terutama untuk kata kunci lokal yang dekat dengan domisili usaha. Dan yang paling terasa untuk UMKM—lebih banyak telepon/WA masuk karena orang tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Intinya: jangan sekadar “punya website”. Pastikan setiap halaman punya tujuan yang jelas: mengenalkan, meyakinkan, memandu, lalu mengonversi.
Halaman Wajib di Website UMKM
Website yang efektif bukan soal tampil keren atau mahal. Yang penting adalah: pengunjung bisa cepat mengerti, merasa yakin, lalu mau bertindak.
Struktur halaman yang rapi membantu semua itu terjadi tanpa harus menjelaskan panjang lebar lewat chat atau WA.
Berikut lima halaman dasar yang wajib dimiliki setiap website UMKM — entah itu bisnis kuliner, jasa, toko, atau produk rumahan.
1. Beranda (Home atau Homepage)
Beranda adalah titik pertama yang menentukan kesan.
Dalam 5 detik pertama, orang harus sudah tahu:
- Anda menjual apa,
- di mana Anda beroperasi, dan
- kenapa mereka harus memilih Anda, bukan pesaing.
Gunakan kalimat sederhana tapi kuat, seperti:
“Kami bantu bisnis kecil tampil profesional di dunia digital.”
Tambahkan elemen visual yang relevan—foto produk, suasana usaha, atau hasil kerja nyata. Hindari slider yang berganti cepat tanpa arah. Lebih baik satu pesan utama yang jelas dan langsung.
Lalu arahkan pengunjung ke langkah berikut: tombol “Lihat Layanan”, “Konsultasi Gratis”, atau “Hubungi Kami Sekarang”.
Tujuannya sederhana: dari sekadar lihat, jadi ingin kenal lebih dalam.
2. Tentang Kami
Halaman ini bukan formalitas. Justru di sinilah kepercayaan mulai tumbuh.
Tulislah seolah Anda sedang memperkenalkan diri ke calon pelanggan secara santai. Ceritakan siapa Anda, bagaimana usaha ini dimulai, dan nilai apa yang ingin dijaga.
Contoh pendekatan yang lebih manusiawi:
“Kami percaya, website yang bagus tidak harus mahal. Yang penting, bisa membantu usaha Anda dikenal lebih luas dan dipercaya pelanggan.”
Tambahkan foto tim, ruang kerja, atau suasana usaha Anda. Tidak perlu sempurna, asal nyata. Website dengan wajah manusia akan terasa lebih dekat daripada sekadar logo dan teks panjang.
3. Layanan atau Produk
Inilah halaman yang menjawab pertanyaan paling penting: “Apa yang bisa saya beli dari Anda?”
Buat daftar produk atau layanan yang jelas, lengkap dengan deskripsi manfaatnya. Jangan hanya tulis fitur.
Misalnya, bukan “Desain responsif”, tapi “Tampilan website menyesuaikan semua ukuran layar agar pelanggan nyaman melihat dari HP maupun laptop.”
Kalau memungkinkan, beri estimasi harga atau paket sederhana. UMKM lebih suka transparansi daripada harus bertanya dulu.
Sertakan juga contoh hasil kerja, studi kasus, atau testimoni di bawah tiap layanan agar terlihat nyata.
4. Testimoni atau Portofolio
Konsumen Indonesia cenderung percaya karena melihat bukti.
Makanya halaman ini penting untuk membangun kredibilitas.
Kumpulkan 3–5 testimoni yang singkat tapi jujur dari pelanggan sebelumnya. Kalau jasa Anda visual (seperti pembuatan website, dekorasi, atau florist), tampilkan galeri foto sebelum–sesudah, hasil kerja, atau tangkapan layar dari pesan pelanggan.
Tulisan sederhana seperti
“Terima kasih, websitenya bikin bisnis saya keliatan lebih profesional!”
sering jauh lebih kuat daripada paragraf promosi.
Gunakan format yang rapi, satu atau dua kolom dengan nama pelanggan dan jenis proyeknya, agar mudah dibaca.
5. Kontak
Sering dianggap sepele, padahal ini bagian paling penting untuk closing.
Banyak pengunjung gagal jadi pelanggan hanya karena halaman kontaknya rumit, nomornya tidak aktif, atau link WhatsApp-nya salah format.
Pastikan ada:
- Nomor WhatsApp aktif (gunakan format klik langsung)
- Form sederhana (nama, WA, kebutuhan)
- Alamat bisnis (jika relevan untuk lokal SEO)
- Google Maps embed
- Jam operasional
Tambahkan kalimat kecil seperti:
“Kami akan membalas pesan Anda dalam waktu kurang dari 1×24 jam.”
Kalimat sederhana seperti ini bisa meningkatkan kepercayaan sekaligus mengatur ekspektasi.
Intinya, kelima halaman di atas adalah pondasi.
Kalau disusun dengan niat dan bahasa yang manusiawi, website Anda sudah jauh lebih efektif daripada 80% website UMKM lain yang hanya jadi “pajangan digital”.
Halaman Pendukung untuk Meningkatkan Kepercayaan dan Trafik
Setelah lima halaman utama beres, langkah berikutnya adalah menambah halaman pendukung. Tujuannya bukan sekadar memperbanyak menu, tapi memperkuat kepercayaan dan membantu website muncul di lebih banyak hasil pencarian Google.
Berikut beberapa jenis halaman pendukung yang saya sarankan untuk UMKM.
1. Blog atau Artikel Edukatif
Blog bukan hanya untuk “tulis-tulisan”, tapi cara paling efektif menunjukkan bahwa Anda mengerti bidang yang Anda geluti.
Contohnya, jika Anda menjual jasa pembuatan website, tulislah artikel seperti “Cara Memilih Domain untuk Bisnis Kecil” atau “Kenapa Website Penting untuk Toko Offline”.
Artikel semacam ini akan menarik calon pelanggan yang masih dalam tahap mencari informasi, sekaligus memperluas peluang muncul di hasil pencarian Google.
Tips: tulis dengan gaya mengajar, bukan menjual. Orang datang ke Google untuk cari solusi, bukan promosi.
2. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Halaman ini membantu dua hal: menghemat waktu menjawab pertanyaan berulang dan menambah kejelasan untuk pengunjung baru.
Gunakan format tanya-jawab singkat seperti:
- Berapa lama pengerjaan website?
- Apakah bisa revisi setelah website jadi?
- Apa perbedaan paket dasar dan premium?
Selain memudahkan pengunjung, struktur FAQ juga disukai Google karena bisa muncul sebagai rich result di hasil pencarian.
3. Halaman Kebijakan (Privacy Policy, Terms, dan Refund)
Mungkin terdengar membosankan, tapi halaman ini menandakan bahwa bisnis Anda serius dan transparan.
Buat versi sederhana yang mudah dimengerti. Jelaskan bagaimana Anda menyimpan data pelanggan, apakah menerima pembayaran online, dan bagaimana proses pembatalan jika ada.
Khusus untuk website UMKM yang menerima form atau transaksi, halaman ini juga membantu agar situs Anda terlihat lebih terpercaya di mata pengunjung dan mesin pencari.
4. Halaman Galeri atau Klien
Kalau bisnis Anda visual—seperti dekorasi, florist, katering, atau konstruksi—halaman galeri bisa jadi magnet kepercayaan.
Kumpulkan foto-foto terbaik, beri keterangan singkat, dan tampilkan proses kerja Anda.
Bila sudah punya beberapa klien, buat logo atau daftar nama klien untuk menunjukkan bahwa bisnis Anda benar-benar aktif dan dipercaya.
5. Artikel atau Halaman Testimoni Terpisah
Selain menaruh testimoni di halaman utama, Anda bisa buat satu halaman khusus yang berisi kumpulan ulasan atau cerita pelanggan.
Kalau memungkinkan, sertakan foto pelanggan dan sedikit cerita sebelum–sesudah. Ini memberi kesan alami dan jauh lebih kuat daripada sekadar bintang lima tanpa konteks.
Halaman-halaman pendukung ini sering jadi pembeda antara website yang “ada tapi sepi” dan website yang “dipercaya dan dicari”.
Setiap elemen kecil—artikel, testimoni, FAQ, atau galeri—pelan-pelan menambah sinyal positif untuk Google dan calon pelanggan bahwa bisnis Anda serius, nyata, dan layak dipercaya.
Struktur Navigasi dan Alur Pengunjung
Banyak website UMKM sebenarnya sudah punya konten bagus, tapi pengunjung tetap cepat pergi. Alasannya sering sederhana: navigasi membingungkan dan CTA (Call To Action) tidak jelas.
Padahal, alur sederhana bisa membuat orang bertahan lebih lama, membaca lebih banyak, dan akhirnya menghubungi Anda.
Berikut cara mengatur struktur navigasi yang efektif tanpa harus rumit.
1. Urutan Menu Utama yang Ideal
Cukup 5–6 item di bagian atas. Terlalu banyak justru membuat orang bingung. Urutan yang saya rekomendasikan:
Beranda — Tentang Kami — Layanan — Portofolio/Testimoni — Blog — Kontak
- Beranda → untuk perkenalan singkat dan CTA utama
- Tentang Kami → membangun rasa percaya
- Layanan → menjelaskan apa yang Anda tawarkan
- Portofolio/Testimoni → menunjukkan bukti nyata
- Blog → memberikan edukasi
- Kontak → tempat semua CTA berakhir
Pastikan menu “Kontak” selalu terlihat di ujung kanan (desktop) atau mudah ditemukan di bawah (mobile).
2. Buat CTA Konsisten
Setiap halaman sebaiknya punya ajakan tindakan yang jelas, misalnya:
- “Konsultasi Gratis Sekarang”
- “Kirim Pesan via WhatsApp”
- “Lihat Paket Layanan”
Gunakan warna tombol yang kontras dan tidak berubah di tiap halaman, agar otak pengunjung otomatis mengenali “tombol ini untuk lanjut”. Jangan buat CTA berbeda-beda di setiap halaman karena akan menurunkan kejelasan arah.
3. Gunakan Footer Sebagai “Mini Directory”
Footer bukan tempat buang link acak. Isinya justru penting untuk SEO dan navigasi:
- Link cepat ke semua halaman utama
- Alamat lengkap bisnis dan nomor WhatsApp
- Link ke media sosial resmi
- CTA kedua seperti “Ingin konsultasi? Klik di sini”
Selain membantu pengunjung, footer juga membantu Google memahami struktur keseluruhan website Anda.
4. Alur Pengunjung yang Ideal
Bayangkan perjalanan pengunjung seperti ini:
Masuk ke Beranda → tertarik → klik Layanan → lihat contoh → yakin → klik Kontak/WA.
Tugas website adalah mempermudah tiap langkah itu.
Jangan sampai mereka harus mencari-cari tombol, atau malah tersesat di halaman yang tidak punya arah.
Gunakan breadcrumb (jalur navigasi di atas konten) jika website Anda punya banyak halaman, agar pengunjung tahu posisi mereka.
5. Mobile First, Bukan Sekadar Responsif
Sebagian besar pengunjung UMKM datang dari HP. Pastikan struktur navigasi tetap mudah digunakan di layar kecil:
- Menu hamburger dengan teks jelas (bukan ikon kosong)
- Tombol WA selalu terlihat
- Font cukup besar untuk dibaca tanpa zoom
Situs yang mudah digunakan di HP sering menang lebih dulu, meski tampilannya sederhana.
Struktur navigasi yang rapi dan alur pengunjung yang jelas akan membuat website bekerja seperti seharusnya: memandu orang dari rasa penasaran menjadi pelanggan nyata.
Kesimpulan
Website bukan sekadar alat promosi; ini fondasi digital yang bisa bertahan lama kalau dibangun dengan benar. Untuk pelaku UMKM, struktur halaman yang rapi dan isi yang jelas bukan soal gaya—tapi soal efisiensi.
Ketika pengunjung datang, mereka tidak ingin membaca banyak. Mereka ingin tahu siapa Anda, apa yang dijual, apakah bisa dipercaya, dan bagaimana cara menghubungi Anda. Jika kelima halaman utama (beranda, tentang kami, layanan, portofolio, dan kontak) sudah kuat, ditambah halaman pendukung seperti blog dan FAQ, maka website Anda sudah punya pondasi yang cukup untuk tumbuh lewat pencarian Google maupun rekomendasi pelanggan.
Kuncinya bukan banyak halaman, tapi halaman yang relevan dan mudah dipahami.
Dari sana, baru kita bisa bicara tentang hal yang lebih strategis—seperti SEO lokal, kecepatan situs, dan konversi.
Kalau Anda masih ragu mulai dari mana, kirim saja pesan ke tim UMKM.digital.
Kami bantu arahkan langkah pertama yang paling masuk akal untuk kondisi usaha Anda—tanpa jargon, tanpa paksaan, dan tanpa biaya konsultasi awal.
Satu langkah kecil di dunia digital bisa membuka peluang besar untuk bisnis Anda.